Langsung ke konten utama

Jangan Buru-Buru Menghakimi dan Berburuk Sangka

Sebuah cerita dari teman..

Ada sepasang suami isteri ter-gesa-gesa berlari menuju ke helikopter di puncak sebuah hotel  untuk menyelamatkan diri, pada saat terjadi kebakaran. Tetapi, saat sampai di atas sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Dengan segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu, sementara sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum helikopter menjauh.

Dan kejadian berikutnya, api semakin membesar dan menghanguskan seluruh nya (termasuk Sang Istri)

Dosen yang menceritakan kisah ini bertanya pada mahasiswa-mahasiswanya, "Menurut kalian, apa yang sang istri itu teriakkan?"

Sebagian besar mahasiswa - mahasiswi itu menjawab :
- Kamu jahat!
- Aku benci kamu,
- Kurang ajar...
- Kamu egois,
- Nggak tanggung jawab,
- Nnggak tahu malu...kamu.

Tapi ada seorang mahasiswi yang hanya diam saja, dan guru itu meminta mahasiswi yang diam itu menjawab. Si Mahasiswi pun menjawab, "Saya yakin Si Istri pasti berteriak, 'Tolong jaga anak kita baik-baik!'.

Dosen itu terkejut dan bertanya, apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya? Mahasiswi itu menggeleng dan menjawab, “Belum, tapi itu yang dikatakan oleh ibu saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.

Dosen  itu menatap seluruh kelas dan berkata :,
 Jawaban ini benar, ......

Hotel itu kemudian benar-benar terbakar habis dan Sang Suami harus kembali ke kota kecilnya dengan air mata yang terus menetes harus menjemput dan mengasuh serta membesarkan anak-anak mereka yang masih TK dan balita sendirian, dan kisah tragedi tersebut di simpan rapat-rapat tanpa pernah dibahas lagi.

Dan ber-tahun-tahun kemudian, anak-anak itu sudah menjadi dewasa. Ada yang menjadi pengusaha, ada yang menjadi dokter, dan 1 lagi masih bekerja sambil kuliah.

Pada suatu hari ketika anak bungsu nya bersih-bersih kamar Sang Ayah, dia menemukan buku harian ayahnya.

Dia menemukan kenyataan bahwa saat terjadi kebakaran di hotel waktu  itu, mereka sedang berobat jalan karena Sang Ibu menderita penyakit kanker ganas dan divonis dokter akan segera meninggal.
Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.

Dan dia menulis di buku harian itu,  “Betapa aku berharap istriku tercinta lah yang naik ke helikopter itu. Tapi, demi anak-anak, terpaksa dengan hati menangis, aku membiarkan kamu tertinggal di sana dan meninggal sendirian.”

Si anak bungsu kemudian menceritakan  kepada kedua kakak nya dan mereka bertiga segera menyusul Sang Ayah di kampus. Mereka sujud mencium kaki Sang Ayah bergantian, mengucap syukur atas perjuangan sang ayah membesarkan mereka semua, walau harus menanggung beban mental yang demikian berat.

Cerita itu selesai dan seluruh kelas pun terdiam.
Dosen itu kemudian berkata, “Siapakah sang Ayah ?”
“Sang Ayah Itu saat ini lah yang ada di hadapan kalian,” lanjutnya.

Para Mahasiswa pun segera bertepuk tangan, ada yang berlarian memeluk sang dosen, ada juga yang terhenyak meneteskan air mata haru.

Mereka sekarang mengerti hikmah dari cerita nyata tersebut. Kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, ada berbagai macam komplikasi dan alasan dibaliknya yang kadang sulit dimengerti. Karena itulah jangan pernah melihat hanya luarnya saja dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain bukan berarti kaya. Tapi karena lebih menghargai hubungan daripada uang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh bukan karena bodoh. Tapi karena lebih menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar bukan karena bersalah Tapi karena lebih menghargai orang lain.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu bukan karena merasa berhutang. Tapi karena menganggap kita adalah sahabat.

Mereka yang sering mengontakmu bukan karena tidak punya kesibukan. Tapi karena kita ada di dalam hatinya.

*JANGAN MUDAH MENGAMBIL KESIMPULAN KARENA ASUMSI*

#KISAHINSPIRATIF

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata, Inilah Sifat yang Bisa Memuliakan dan Menghinakan Manusia

Manusia, Mahluk Berakal yang Harus Mencari Posisinya dalam Tatanan Sosial Diakui atau tidak, sebagai makhluk yang hidup dalam tatanan kehidupan yang teratur, manusia memiliki batasan-batasan dalam segala tindak tanduknya. Karenanya, pengendalian diri dari perilaku yang bisa merusak tatanan sosial di lingkungan sekitar mutlak diperlukan guna menghindari konsekuensi negatif bagi diri maupun lingkungan akibat perilaku merusak tersebut. Sejatinya, seorang manusia memang sudah memiliki filter untuk memilah mana yang baik dan buruk untuk dilakukan sebagaimana Freud yang berteori bahwa Ego yang melakukan tindakan dari dorongan dasar Id bisa dikendalikan oleh superego yang bertugas menentukan tindakan ego tadi dengan pertimbangan baik dan buruknya. Dilansir dari belajarpsikologi.com (07/09/17) Namun demikian, kadang manusia tetaplah kalah dan berbuat di luar ketentuan dikarenakan adanya tuntutan kebutuhan maupun syahwat yang terus mendesak. Contoh sederhananya, hukum positif mau

Kaji Ulang Kartika Putri Berhijab dan Rina Nose Lepas Hijab

tribunnews.com Bukan hal yang aneh ketika seorang manusia berganti pilihan sikap. Sikap yang didasari kecenderungan hati memang sangat mungkin berubah sesuai penguatan diri kita sendiri terhadap nilai-nilai yang kita pegang. Karenanya, sungguh tepat jika kita senantiasa memohon kepada Yang Maha Membolak-balikan Hati untuk diberikan karunia berupa keteguhan hati terhadap petunjuk dan ketaatan. Ya muqallibal khulub tsabit khalbi ala dinika watho'atik. Dua dari sekian contoh mudahnya hati manusia berbolak-balik tergambar dari keputusan Rina Nose dan Kartika Putri. Serupa tapi bertolak belakang dua perempuan yang berprofesi sebagai artis ini mantap mengambil keputusan besar dalam hidupnya masing-masing. Yang satu memutuskan membuka hijab yang sempat beberapa bulan menutup kepalanya, yang lainnya malah berazam untuk mulai berhijab. Terlepas niat yang hanya mereka berdua yang tahu pasti, tugas kita tak sisa selain mendo'akan kebaikan atas setiap keputusan yang mereka am

Hukum dan Ketentuan Qurban

Assalamu’alaikum Bro and Sis.. Kurang dari seminggu lagi kita akan bertemu dengan Hari Raya Idul Adha yang juga dikenal dengan Hari Raya Qurban. Sudah siap dengan hewan qurbannya masing-masing? Biar ibadah qurbannya lebih mantap, yuk kita baca lagi beberapa dall menyangkut ketentuan qurban yang tercantum dalam hadist Nabiullah Muhammad Saw. Perintah Qurban “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” QS. Al Kautsar 1-2 Dalam ayat tersebut jelaslah Allah SWT memerintahkan kita untuk berkurban. Namun, sebagaimana perintah sholat dalam ayat tersebut, sifat perintah berkurban bersifat umum / tidak spesifik. Adapun penguatan bahwa hukum berqurban adalah sunah, dapat dilihat dalam hadis, Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: “ Saya menyaksikan bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Shalat Idul Adha di lapangan, kemudian tatkala menyelesaikan khutbahnya beliau turun dari mimbarnya, dan beliau diber