Langsung ke konten utama

Hadis Kesetaraan Kedudukan Anggota Keluarga

Bro and Sis, siapakah anggota keluarga yang paling kalian kenal selain ayah, ibu, dan saudara serumah? Kapan Bro and Sis terakhir bercengkrama dengan Sang Paman atau kakak yang yang sudah tak serumah? Atau jangan-jangan, sama orang tua pun sudah lama tak pernah berbincang?

Maaf ya, Bro and Sis. Tak ada maksud untuk mengungkit kesedihan kalian yang, mungkin, karena kesibukan  masing-masing anggota sampai akhirnyai lebih sering kita harus habiskan waktu sendiri-sendiri dengan gadjet. Di sini, saya sekedar mengingatkan diri pribadi sekalian mengajak Bro and Sis untuk lebih memperhatikan urusan silaturahim karena banyaknya keberkahan yang terkandung di dalamnya sebagaimana sabda Nabiullah Muhammad saw,

"Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya." (HR. Ar-Rabii').

Terlebih, jika orang tua kita sibuk dan tak banyak memiliki waktu untuk mengenalkan lebih jauh saudara-saudaranya, kita harus lebih aktif menjaga hubungan baik dengan mereka, Bro and Sis. Selain hikmah silaturahim yang disebut dalam hadis di atas, dalam hubungan keluarga, ada beberapa kedudukan anggota keluarga besar yang setara dengan kedudukan orang dekat kita. Dalam artian, mereka adalah pengganti posisi orang tua saat orang tua kita berhalangan atau jauh.

Berikut saya sampaikan kesetaraan kedudukan seorang anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lainnya.

1.      Seorang saudara laki-laki memiliki kedudukansebagai pengganti ayah. Jika saudara kita tersebut telah berkeluarga, maka selain tanggungjawabnya terhadap istri dan anak, tanggungjawabnya terhadap ibu dan saudara perempuannya tidaklah terputus.

Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

2.       Selain saudara laki-laki, posisi pengganti ayah juga terletak pada seorang paman.

Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)

3.     Kadang kita agak sulit menyamakan perlakuan dan perasaan kita terhadap ibu saat dihadapkan dengan ibu mertua. Namun, bagaimanapun, Ibu mertua juga memiliki posisi sebagai Ibu.

Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Bro and Sis, uraian di atas bukan tingkatan hak perwalian ya, sekedar saling mengingatkan bahwa di antara anggota keluarga kita ada yang memiliki kedudukan setaraf ketika orang tua kita sedang tak ada sementara atau selamanya.

Tak jarang kita lebih memilih dekat dengan orang lain yang bukan siapa-siapa daripada keluarga kita sendiri. Bro and Sis, setulus-tulusnya orang lain akan ada pembeda dengan ketulusan keluarga kita. Jaga silaturahim dengan yang lebih berhak dan jadikanlah hidup kita lebih berkah! Wallahualam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata, Inilah Sifat yang Bisa Memuliakan dan Menghinakan Manusia

Manusia, Mahluk Berakal yang Harus Mencari Posisinya dalam Tatanan Sosial Diakui atau tidak, sebagai makhluk yang hidup dalam tatanan kehidupan yang teratur, manusia memiliki batasan-batasan dalam segala tindak tanduknya. Karenanya, pengendalian diri dari perilaku yang bisa merusak tatanan sosial di lingkungan sekitar mutlak diperlukan guna menghindari konsekuensi negatif bagi diri maupun lingkungan akibat perilaku merusak tersebut. Sejatinya, seorang manusia memang sudah memiliki filter untuk memilah mana yang baik dan buruk untuk dilakukan sebagaimana Freud yang berteori bahwa Ego yang melakukan tindakan dari dorongan dasar Id bisa dikendalikan oleh superego yang bertugas menentukan tindakan ego tadi dengan pertimbangan baik dan buruknya. Dilansir dari belajarpsikologi.com (07/09/17) Namun demikian, kadang manusia tetaplah kalah dan berbuat di luar ketentuan dikarenakan adanya tuntutan kebutuhan maupun syahwat yang terus mendesak. Contoh sederhananya, hukum positif mau

Kaji Ulang Kartika Putri Berhijab dan Rina Nose Lepas Hijab

tribunnews.com Bukan hal yang aneh ketika seorang manusia berganti pilihan sikap. Sikap yang didasari kecenderungan hati memang sangat mungkin berubah sesuai penguatan diri kita sendiri terhadap nilai-nilai yang kita pegang. Karenanya, sungguh tepat jika kita senantiasa memohon kepada Yang Maha Membolak-balikan Hati untuk diberikan karunia berupa keteguhan hati terhadap petunjuk dan ketaatan. Ya muqallibal khulub tsabit khalbi ala dinika watho'atik. Dua dari sekian contoh mudahnya hati manusia berbolak-balik tergambar dari keputusan Rina Nose dan Kartika Putri. Serupa tapi bertolak belakang dua perempuan yang berprofesi sebagai artis ini mantap mengambil keputusan besar dalam hidupnya masing-masing. Yang satu memutuskan membuka hijab yang sempat beberapa bulan menutup kepalanya, yang lainnya malah berazam untuk mulai berhijab. Terlepas niat yang hanya mereka berdua yang tahu pasti, tugas kita tak sisa selain mendo'akan kebaikan atas setiap keputusan yang mereka am

Hukum dan Ketentuan Qurban

Assalamu’alaikum Bro and Sis.. Kurang dari seminggu lagi kita akan bertemu dengan Hari Raya Idul Adha yang juga dikenal dengan Hari Raya Qurban. Sudah siap dengan hewan qurbannya masing-masing? Biar ibadah qurbannya lebih mantap, yuk kita baca lagi beberapa dall menyangkut ketentuan qurban yang tercantum dalam hadist Nabiullah Muhammad Saw. Perintah Qurban “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” QS. Al Kautsar 1-2 Dalam ayat tersebut jelaslah Allah SWT memerintahkan kita untuk berkurban. Namun, sebagaimana perintah sholat dalam ayat tersebut, sifat perintah berkurban bersifat umum / tidak spesifik. Adapun penguatan bahwa hukum berqurban adalah sunah, dapat dilihat dalam hadis, Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: “ Saya menyaksikan bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Shalat Idul Adha di lapangan, kemudian tatkala menyelesaikan khutbahnya beliau turun dari mimbarnya, dan beliau diber