Surga. Betapa tempat tersebut menjadi tujuan setiap orang beriman. Amal baik kita lakukan untuk mempermudah berjalan menuju surga dan menahan dirinya kita dari maksiat tak lain untuk mencegah dosa yang bisa menjauhkan kita dari surga. Bukan begitu, Bro and Sis?
Wajarkah demikian? Sangat wajar. Balasan kebaikan adalah motivasi untuk kita senantiasa menjaga diri untuk giat dalam kebaikan dan menjauh dari keburukan. Lantas, bagaimana jika ada hadist yang menyatakan amal bukanlah alasan kita masuk surga?
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah.” (HR. Muslim No.2817)
Tenang, Bro and Sis! Hadist tersebut jelas bukan menyuruh kita untuk menyepelekan amal. Keliru jika kita menganggap tak harus beramal untuk bisa masuk surga. Dalam Al Qur’an, banyak ayat yang mengaitkan amal dengan balasan surga. Misalnya,
“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia.” (Q.S. Al Zukhruf : 72)
“Loh.. Kok, bertentangan?” Huss! Bukan begitu maksudnya Bro and Sis, menurut Ibnu ‘Utsamin dalam Syarah Riyadhus Sholihin, peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti bahasan. Sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dimaksudkan bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti. Jadi, dari penjelasan tersebut, amal bukanlah pengganti tapi sebab.
Dengan kata lain, bukan berarti karena beramal nanti Allah mengganti amal kita dengan surga; Sedangkan untuk surga yang sempurna, masih banyak kekurangan dalam amal yang kita kerjakan.
Namun demikian, dengan beramal, ada sebab kita bisa masuk ke dalam surga. Kenapa? Karena Allah Maha Pemurah, selain masalah hasil, proses juga tak lepas dari penilaiannya.
Bisa jadi, amal kita tak banyak, solat kita masih sebatas yang wajib, puasa sekedar bulan ramadhan, atau sedekah kita seadanya, tapi prosesnya tak mudah, misalnya. Solat sunat tak sempat karena sibuk mengurus keluarga, puasa belum rajin karena sakit, atau sedekah tak banyak karena kebutuhan yang lebih banyak.
Bukankah untuk kondisi tersebut, nilai amal lebih besar dari orang yang dikaruniai keleluasaan. Karenanya, Allah SWT melihat amal kita pun kesungguhan kita dalam beramal. Dari sana, ketika Allah ridha dengan amal kita inshaallah Rahmat-Nya yang bisa membawa kita ke surga akan tercurah.
Wajarkah demikian? Sangat wajar. Balasan kebaikan adalah motivasi untuk kita senantiasa menjaga diri untuk giat dalam kebaikan dan menjauh dari keburukan. Lantas, bagaimana jika ada hadist yang menyatakan amal bukanlah alasan kita masuk surga?
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah.” (HR. Muslim No.2817)
Tenang, Bro and Sis! Hadist tersebut jelas bukan menyuruh kita untuk menyepelekan amal. Keliru jika kita menganggap tak harus beramal untuk bisa masuk surga. Dalam Al Qur’an, banyak ayat yang mengaitkan amal dengan balasan surga. Misalnya,
“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia.” (Q.S. Al Zukhruf : 72)
“Loh.. Kok, bertentangan?” Huss! Bukan begitu maksudnya Bro and Sis, menurut Ibnu ‘Utsamin dalam Syarah Riyadhus Sholihin, peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti bahasan. Sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dimaksudkan bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti. Jadi, dari penjelasan tersebut, amal bukanlah pengganti tapi sebab.
Dengan kata lain, bukan berarti karena beramal nanti Allah mengganti amal kita dengan surga; Sedangkan untuk surga yang sempurna, masih banyak kekurangan dalam amal yang kita kerjakan.
Namun demikian, dengan beramal, ada sebab kita bisa masuk ke dalam surga. Kenapa? Karena Allah Maha Pemurah, selain masalah hasil, proses juga tak lepas dari penilaiannya.
Bisa jadi, amal kita tak banyak, solat kita masih sebatas yang wajib, puasa sekedar bulan ramadhan, atau sedekah kita seadanya, tapi prosesnya tak mudah, misalnya. Solat sunat tak sempat karena sibuk mengurus keluarga, puasa belum rajin karena sakit, atau sedekah tak banyak karena kebutuhan yang lebih banyak.
Bukankah untuk kondisi tersebut, nilai amal lebih besar dari orang yang dikaruniai keleluasaan. Karenanya, Allah SWT melihat amal kita pun kesungguhan kita dalam beramal. Dari sana, ketika Allah ridha dengan amal kita inshaallah Rahmat-Nya yang bisa membawa kita ke surga akan tercurah.
Komentar
Posting Komentar