Bro and Sis, dalam artikel kali ini sengaja penulis menyandingkan kata indah dengan kata taubat. Kata pertama menunjukan sifat yang disukai, baik, dan gambaran kesempurnaan sedangkan selanjutnya merupakan kata yang lekat dengan dosa, noda, dan keburukan. Kenapa? Karena momentum manusia yang paling baik itu adalah taubat.
Karena taubat itu indah, maka janganlah kita ragu untuk bertaubat. “Tapi saya malu.. malu dengan dosa yang begitu banyaknya.” Bro and Sis, bisa jadi, ada dari kita yang mengalami situasi demikian. Di gerbang kita menuju perjalanan taubat yang indah, kita terhadang ragu dan malu.
Memang, dosa itu mengandung kehinaan. Ketika manusia berbuat dosa berarti dia melenceng dari fitrahnya sebagai manusia yang seharusnya hidup dalam keteraturan. Dari sana, malu adalah konsekuensi logis dari langkah kita yang salah. Namun, adakah manusaia yang tak berdosa? Sabda Nabiullah Muhammad SAW,
“Semua anak Adam berbuat dosa, dan sebaik-baiknya orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah)
Karenanya, tak ada alasan malu untuk bertaubat dan menuju ke arah yang lebih baik. Ketika kita tergerak untuk memperbaiki diri, hati akan menemukan peraduan berupa ketenangan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Karenanya, yakin Rahmat Allah itu luas tak terbatas.
Allah SWT berfirman,
“Duhai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.” (QS. Az Zumar : 53)
Melengkapi usaha menuju taubat yang indah tersebut. Perhatikanlah tiga hal yang menjadi kunci diterimanya taubat. Yaitu:
1. Menyesali perbuatan dosa yang kita perbuat,
2. Meninggalkan kebiasaan / perbuatan dosa tersebut,
3. Memperbaiki diri dan berteguh hati untuk tidak mengulanginya kembali.
Akhirnya, Bro and Sis.. mari kita kecap indahnya taubat. Bersegeralah sebelum kesempatan bertaubat itu sendiri sirna. Di hadist lain riwayat Ahmad, taubat seorang hamba masih diterima Allah SWT selama nyawa belum sampai ke tenggorokan. Adapun di hadist riwayat Muslim, Allah SWT menunggu hamba Nya bertaubat sampai waktunya tiba matahari terbit dari arah barat.
Tetap semangat, terus berbuat baik, dan jika terlanjur masuk dalam pekerjaan dosa, mari kita bertaubat karena “ tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat.” (HR. Ad Dailami)
Karena taubat itu indah, maka janganlah kita ragu untuk bertaubat. “Tapi saya malu.. malu dengan dosa yang begitu banyaknya.” Bro and Sis, bisa jadi, ada dari kita yang mengalami situasi demikian. Di gerbang kita menuju perjalanan taubat yang indah, kita terhadang ragu dan malu.
Memang, dosa itu mengandung kehinaan. Ketika manusia berbuat dosa berarti dia melenceng dari fitrahnya sebagai manusia yang seharusnya hidup dalam keteraturan. Dari sana, malu adalah konsekuensi logis dari langkah kita yang salah. Namun, adakah manusaia yang tak berdosa? Sabda Nabiullah Muhammad SAW,
“Semua anak Adam berbuat dosa, dan sebaik-baiknya orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah)
Karenanya, tak ada alasan malu untuk bertaubat dan menuju ke arah yang lebih baik. Ketika kita tergerak untuk memperbaiki diri, hati akan menemukan peraduan berupa ketenangan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Karenanya, yakin Rahmat Allah itu luas tak terbatas.
Allah SWT berfirman,
“Duhai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.” (QS. Az Zumar : 53)
Melengkapi usaha menuju taubat yang indah tersebut. Perhatikanlah tiga hal yang menjadi kunci diterimanya taubat. Yaitu:
1. Menyesali perbuatan dosa yang kita perbuat,
2. Meninggalkan kebiasaan / perbuatan dosa tersebut,
3. Memperbaiki diri dan berteguh hati untuk tidak mengulanginya kembali.
Akhirnya, Bro and Sis.. mari kita kecap indahnya taubat. Bersegeralah sebelum kesempatan bertaubat itu sendiri sirna. Di hadist lain riwayat Ahmad, taubat seorang hamba masih diterima Allah SWT selama nyawa belum sampai ke tenggorokan. Adapun di hadist riwayat Muslim, Allah SWT menunggu hamba Nya bertaubat sampai waktunya tiba matahari terbit dari arah barat.
Tetap semangat, terus berbuat baik, dan jika terlanjur masuk dalam pekerjaan dosa, mari kita bertaubat karena “ tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat.” (HR. Ad Dailami)
Komentar
Posting Komentar