Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beri ku penerangan
Selembut sutra kasihmu kan
Selalu ku rasa dalam suka dan duka
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
.............
Sempat dengar anak TK nyanyi lagu Ibu di sebuah postingan teman. Penasaran nyari, nemu dan merembes juga.. biarin, ah. Mending, daripada nangis bombay gara-gara nonton drakor! Hehe.. Selagi merembes, pikiran saya pun terbawa merenung..
Bukan tak pernah saya menyinggung Ibu bahkan pernah membuatnya menangis. Tapi, hati tak pernah dapat dibohongi. Hati akan tetap jujur kalaupun ada kalanya nafsu menutup segala kebaikan Ibu oleh kekesalan, hati selalu mengakui bahwa diri ini yang dengan angkuh merasa telah mampu berbuat jasa, tak akan mampu membalas budi dan pengorbanan seorang Ibu. ................ Benar, ibu kita bukan malaikat. Sangat mungkin beliau berbuat salah, menyinggung kita, atau bertingkah kampungan.. dan sayangnya, kebanyakan semua adalah hasil penilaian kita yang belum tentu benar dan mungkin mengaburkan maksud beliau sebenarnya.
Bandingkan.. apakah pernah beliau dengan mudah memvonis salah akan laku kita? Dan yang paling mungkin membuat kita meringis adalah ketika beliau sedih, tersakiti oleh kita, dia akan jawab, "Bukan, bukan karena kamu..... hanya ibu..... ," Beliau akan salahkan dirinya, keadaan, bukan diri kita. Semoga tak ada luka tersisa di hati Ibu kita karena kadang beliau tak tega untuk jujur saat hatinya terluka. Lantas, bagaimana bisa kita biarkan tingkah kita membuat luka di hati beliau sedang tak ada keberkahan tanpa ridha seorang ibu. Maaf.. sudahkah Ibu kita memaafkan kita? Semoga saja.. karena sebagaimana kasih sayangnya yang tak terbatas, maafnya seluas kasih sayangnya tadi yang juga tak bersyarat.
Akhirnya, semoga kita dimampukan untuk memuliakan Ibu kita dengan menjaga diri dan berbuat baik kepadanya selagi masih diberi kesempatan untuk itu. Pun untuk Ibu rekan-rekan yang telah mendahului meninggalkan dunia fana ini, semoga Allah memuliakan, merahmati, dan mengampuni beliau. Semoga surga adalah tempat kembalinya.
Sempat dengar anak TK nyanyi lagu Ibu di sebuah postingan teman. Penasaran nyari, nemu dan merembes juga.. biarin, ah. Mending, daripada nangis bombay gara-gara nonton drakor! Hehe.. Selagi merembes, pikiran saya pun terbawa merenung..
Bukan tak pernah saya menyinggung Ibu bahkan pernah membuatnya menangis. Tapi, hati tak pernah dapat dibohongi. Hati akan tetap jujur kalaupun ada kalanya nafsu menutup segala kebaikan Ibu oleh kekesalan, hati selalu mengakui bahwa diri ini yang dengan angkuh merasa telah mampu berbuat jasa, tak akan mampu membalas budi dan pengorbanan seorang Ibu. ................ Benar, ibu kita bukan malaikat. Sangat mungkin beliau berbuat salah, menyinggung kita, atau bertingkah kampungan.. dan sayangnya, kebanyakan semua adalah hasil penilaian kita yang belum tentu benar dan mungkin mengaburkan maksud beliau sebenarnya.
Bandingkan.. apakah pernah beliau dengan mudah memvonis salah akan laku kita? Dan yang paling mungkin membuat kita meringis adalah ketika beliau sedih, tersakiti oleh kita, dia akan jawab, "Bukan, bukan karena kamu..... hanya ibu..... ," Beliau akan salahkan dirinya, keadaan, bukan diri kita. Semoga tak ada luka tersisa di hati Ibu kita karena kadang beliau tak tega untuk jujur saat hatinya terluka. Lantas, bagaimana bisa kita biarkan tingkah kita membuat luka di hati beliau sedang tak ada keberkahan tanpa ridha seorang ibu. Maaf.. sudahkah Ibu kita memaafkan kita? Semoga saja.. karena sebagaimana kasih sayangnya yang tak terbatas, maafnya seluas kasih sayangnya tadi yang juga tak bersyarat.
Akhirnya, semoga kita dimampukan untuk memuliakan Ibu kita dengan menjaga diri dan berbuat baik kepadanya selagi masih diberi kesempatan untuk itu. Pun untuk Ibu rekan-rekan yang telah mendahului meninggalkan dunia fana ini, semoga Allah memuliakan, merahmati, dan mengampuni beliau. Semoga surga adalah tempat kembalinya.
Komentar
Posting Komentar